Ini postingan opini
bareng perdana saya, karena saya baru bergabung dengan BBI di pertengahan april
lalu.
Pernahkah kamu merasa sangat nyambung dengan
sebuah cerita atau buku? Seolah kamu bisa relate dengan kisah si tokoh. Atau
kamu membaca sebuah buku, tapi temanya bertentangan dengan moral pribadimu?
Bagaimana jika sebuah buku begitu kontroversial, kamu nggak tahu bagaimana
harus membuat review bukunya? Bagaimana kamu menyikapinya?
Pernahkah kamu merasa sangat nyambung dengan
sebuah cerita atau buku?
Saya cukup sering
merasa sangat nyambung dengan cerita. Tertawa dan menangis didalam bab yang
samapun sering. Saya jadi teringat dua novel yang masuk list novel favorit saya.
Novel pertama.
Burlian karya Tere Liye. Novel ini bercerita tentang kenakalan Burlian. Saya
merasa tokoh Burlian di novel ini adalah saya—bahkan saya sering berkata pada
teman-teman jika novel ini dibuat Bang Tere untuk saya. Terlalu banyak
kemiripan kisah antara saya dan Burlian. Mulai dari merengek karena tidak dibelikan
sepeda, mendiamkan Ibu karena permintaan tidsak dituruti bahkan mencuri uang Ibu
dan masih banyak lagi kisah lain. Membaca novel ini seolah membawa saya kembali
ke masa saat saya masih SD.
Novel kedua Amba
karya Laksmi Pamuntjak. Novel ini bercerita tentang Amba yang mencari
kekasihnya sampai ke pulau Buru. Novel ini dibumbui sejarah Indonesia ketika
pemberontakan PKI. Sebagai seorang yang menyukai sejarah Indonesia, apalagi
tentang PKI, saya merasa novel ini memiliki hubungan khusus dengan saya.
Pernahkah membaca sebuah buku, tapi temanya bertentangan
dengan moral pribadi?
Saya pernah membaca
buku yang bercerita tentang cerpen tentang Nabi Muhammad yang turun kebumi
untuk memperbaiki semua yang rusak di bumu, baik manusia dan bumi itu sendiri. Selain
cerpen tersebut buku ini juga dilengkapi tentang ulasan-ualasan beberapa orang
tentang cerpen ini. Saya tidak melanjutkan membaca novel ini karena takut saat
membaca imajinasi saya meliar dan dosa.
Sebagian besar buku
yang bertentangan dengan moral pribadi saya yaitu buku yang mengangkat tema
pelacur, LGBT, dan penyiksaan.