Judul Buku : Tahun
Terakhir Dena
Penulis : Purba
Sitorus
Tahun Terbit : 2018
Penerbit : Laksana
Tebal halaman: 204 hlm
Blurp : Tahun depan.
Tahun depan mimpi Dena harus terwujud. Ini tahun terakhirnya jadi siswa SMU
Harapan. Dena ingin beasiswa keluar negeri, meninggalkan neraka ini.
Waktu gurunya bilang
nilai sempurna saja tidak cukup, Dena kebit-kebit. Demi rekomendasi dari
gurunya, dia rela melakukan apa saja. Termasuk mengajri Adit agar nilai
matematikanya membaik.
Adit! Cowok bandel,
tajir, dan suka bikin repot. Tapi ternyata kok seru juga bergaul dengan mereka.
Dunia Dena jungkir balik. Untuk pertama kalinya, Dena tidak yakin dengan
pilihan hidupnya.
Begitulah tahun
terakhir Dena berlangsung, tahun terakhir yang membuatnya memandang masa SMA
dari sisi yang berbeda.
Review
Novel ini bercerita
tentang Dena, salah satu murid beasiswa SMU Harapan yang gila nilai. Kegilaan
Dena terhadap nilai didasari satu hal, yaitu ingin segera mungkin berpisah
dengan keluarganya yang penuh kepura-puraan, keluarga yang tidak harmonis dan
penuh caci-maki. Cara dena meninggalkan keluarganya adalah mencari beasiswa
untuk kuliah di luar negeri.
SMU harapn sendiri
adalah SMU elit, yang siswa-siswinya kebanyakan tidak peduli dengan sekolah,
mereka hanya menganadalkan uang, maka dari itu SMU harapan mencari siswa-siswi
berprestasi untuk menjaga agar nama SMU Harapan tetap bersinar.
Novel ini dibuka
dengan adegan Dena memunguti bola-bola
tenis. Adegan ini mengingatkan saya pada salah satu Drama korea, kalau tidak
salah naughty kiss (atau Boys Before Flower, saya sedikit lupa).
Novel ini bercerita
tentang kehidupan anak SMU, tentang pergaulan anak SMU. Perbedaan antara anak
populer dan biasa saja. Tentang anak populer yang memanfaatkan anak beasiswa
saat pembagian kelompok, agar nilai mereka tertolong.
Konflik buku ini cukup
ringan. Tapi, perubahan karkter tiap tokoh terasa sekali. Mulai dari Dena, anak
yang pendiam meski sering sekali menyembunyikan perasaanya menjadi anak yang
pemberontak, ingkar janji bahkan menyakiti sahabatnya sendiri. Aurel, anak orang
kaya yang manja dan seenaknya sendiri tiba-tiba berteman dan lengket dengan
Dena yang notabene-nya anak beasiswa, hingga Adit, cowok tajir, bandel, tidak
mau diatur jatuh cinta dengan Dena.
Salah satu adegan di
Novel ini mirip dengan drama Boys Before flower, saat berada di pantai saat
weekend.
Kisah cinta
dedek-dedek gemez ala SMU, terasa menyenangkan sekali dibaca, novel ii tidak
melulu berisi percintaan tapi lebih banyak tentang persahabatan dan keluarga.
Sayangnya tidak dijelaskan kenapa Adit bisa jatuh cinta kepada Dena, selain
Dena tidak pernah berbuat atau berlalku manis didepan Adit, padahal cewek lain
didepan Adit selalu berlaku manis.
Membaca novel ini
bikin senyam-senyum sendiri, berasa masuk kembali zaman SMU. Untuk teman-teman
yang mencari bacaan ringan di waktu senggang, saya merekomendasikan novel ini.
p.s: saya mengira penulis novel ini perempuan, ternyata setelah menengok goodreads Purba Sitorus itu laki-laki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar