Judul
Buku: Berjuta Rasanya
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Tahun
Terbit: 2012 (Cet.I)
ISBN: 978-602-9474-03-9
Tebal
Buku: 205 hlm
Rate:
3/5
Blurp:
Untuk kita, yang terlalu malu walau
sekadar menyapanya, terlanjur bersemu merah, dada berdegup lebih kencang,
keringat dingin di jemari, bahkan sebelum sungguhan berpapasan.
Untuk kita, yang merasa tidak cantik, tidak tampan, selalu merasa keliru
mematut warna baju dan pilihan celana, jauh dari kemungkinan menggapai
cita-cita perasaan.
Untuk kita, yang hanya berani menulis kata-kata dalam buku harian, memendam
perasaan lewat puisi-puisi, dan berharap esok lusa dia akan sempat membacanya.
Semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan
adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana
apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik.
Selamat membaca cerita-cerita Berjuta Rasanya
Review:
Novel ini berisi lima belas kisah tentang cinta, mulai dari fisik, hati,
pengorbanan dan lainnya yang tiap ceritanya meninggalkan kesan
tersendiri bagi saya.
Membaca
novel ini membuat perasaan kita diaduk-aduk. Kadang merasa cinta begitu lucu,
cinta begitu bahagia dan kadang cinta terlapau menyedihkan.
Dari
limabelas cerpen dinovel ini, yang menjadi favorit saya adalah cintanometer. Cerpen
ini benar-bener memiliki tingkat khayal yang tinggi dan dikemas ala cerita
menye-menye anak ABG, penuturannya mengalir dan mudah dipahami. Ini membukjtikan
jika memang benar Tere Liye adalah pendongeng sejati.
Saya
juga menyukai cerpen
Antara Kau dan Aku. Cerpen ini
bercerita tentang dua orang yang saling menyukai tapi menganggap orang yang
disukai tidak memiliki perasaan apapun. Padahal mereka merasakan hal yang sama.
Mungkin bagi sebagian orang cerpen ini biasa saja, tapi saya menyukai carat ere
liye bercerita di cerpen ini. Cerpen ini menampar bagi
sebagian orang yang hanya selalu menunggu kesempatan untuk mengungkapkan dan
meraih cinta, namun begitu memiliki kesempatan, sayangnya keberanian untuk
tampil dan mengungkapkan perasaan itu tak pernah muncul.
Tema
dalam kumcer ini sederhana, layaknya buku-buku Tere Liye yang lain. Beberapa
cuman cerita biasa yang disampaikan secara sederhana dan meninggalkan kesan
biasa, dan ada pula yang meninggalkan kesan luar binasa. Tapi saya
menikmati membaca novel ini. Jangan Tanya mengapa, saya hanya menyukai cara
bercerita Tere Liye.
Mungkin
bagi para gaulers yang suka membaca cerita cinta menye-menye (tidak semua
cerita cinta dinovel ini menye-menye sih) bias membaca buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar