Judul: Lukisan Neraka
Penulis: Ryunosuke Akutagawa
Penerbit: Kansha Publishing
Halaman: 200 halaman
Terbitan: Mei 2013
Blurp: Lukisan Neraka menceritakan tentang Yoshihide, seorang pelukis besar yang sering mengabaikan nilai-nilai moral. Karya lukisannya selalu menjadi kontroversi, sedangkan tindakan dan ucapannya membuat orang marah.
Pada saat seorang Pangeran memintanya untuk melukis neraka, Yoshihide mengajukan satu syarat, "Mohon Tuan bersedia membakar kereta yang berisi seorang bangsawan untuk saya saksikan..."
Penulis: Ryunosuke Akutagawa
Penerbit: Kansha Publishing
Halaman: 200 halaman
Terbitan: Mei 2013
Blurp: Lukisan Neraka menceritakan tentang Yoshihide, seorang pelukis besar yang sering mengabaikan nilai-nilai moral. Karya lukisannya selalu menjadi kontroversi, sedangkan tindakan dan ucapannya membuat orang marah.
Pada saat seorang Pangeran memintanya untuk melukis neraka, Yoshihide mengajukan satu syarat, "Mohon Tuan bersedia membakar kereta yang berisi seorang bangsawan untuk saya saksikan..."
Review
Buku ini
berisi 6 cerita pendek.
1. Lukisan Neraka
2. Roda Gigi
3. Kehidupan
Seorang Bebal
4. Dewa Agni
5. Gerobak
Dorong
6. Jeruk
Cerpen Lukisan neraka yang sekaligus menjadi judul dan synopsis
cerpennya menjadi bulrp novel ini, Saya tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana
jalan ceritanya, karena sudah ditulis di cover belakang buku ini yang harus
saya akui Akutagawa benar-benar gila dan cerpennya juga gila.
Cerpen Roda Gigi dan Kehidupan seorang bebal saya rasa
adalauh auto-biografi dirinya. Tapi saat membaca Kehidupan sorang bebal saya
tidak begitu paham. Kehidupan seorang Bebal mengunakan cara bercerita ala
flashfiction, cara bercerita ini menarik, tapi entahlah saya kurang paham. Mungkin
saya harus membaca sekali atau dua kali lagi agar paham,
Yang menjadi favorit saya adalah Dewa Agni. Cerpen ini
menceritakan tentang seorang peramal yang menggunakan bantuan Dewa Agni dalam
meramal. Dewa Agni ini merasuki tubuh seorang gadis yang di culik sang peramal
sebagai media berkomunikasi. Cerpen ini kelam dan cukup menegangkan, meskipun
endingnya ‘biasa’ (saya anggap biasa karena Akutagawa pasti bias menulis lebih
dari ini), tapi tetap menjadi favorit saya
Secara keseluruhan, ini buku yang bagus. Terjemahannya juga enak dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar