Judul: Dengarlah Nyanyian Angin
Penulis: Haruki Murakami
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun
Terbit: 2008
Tebal Halaman: 119hlm
Novel ini
dibuka dengan kalimat “Tidak ada kalimat yang sempurna. Sama seperti tidak ada keputusasaan
yang sempurna”. Bagi saya kalimat ini seperti
permohonan maaf dan maklum kalau novel perdananya jauh dari kata sempurna.
Novel ini
mirip autobiografi, menceritakan perjalanan hidup ‘aku’ yang memeliki kehidupan
benar-benar datar. Gaya cerita Murakami juga datar dan nyaris tidak memiliki
klimaks. Yang membuat novel ini menarik adalah bagaimana cara Murakami
membangun tokoh dengan karakter kuat dan unik.
‘Aku’ diceritakan sebagai seorang pemuda yang
biasa saja, mahasiswa jurusan Biologi, menyukai binatang, terobsesi pada
pengarang Amerika tidak terkenal yang mati bunuh diri bernama Derek Heartfield
dan gemar membaca buku, tapi hanya karya dari pengarang yang sudah almarhum.
Novel ini
bercerita tentang keseharian ‘Aku’ menghabiskan liburan musim panas. Berkenalannya dengan Nezumi yang melahap karya-karya Henry James sampai Kazantzakis padahal ia
mengaku tidak suka membaca, dan perempuan yang tak
sadarkan diri karena mabuk disebuah bar, kemudian menjadi pacarnya, percakapan-percakapan mereka mengenai hidup
dan cinta. Dan juga kilas balik kehidupan ‘Aku’.
Saya
menyarankan bagi yang tertarik membaca murakami, sebaiknya jangan membaca buku
ini terlebih dahulu. Novel ini membosankan (dibanding karya-karyanya yang
lain), nyaris tidak memiliki klimaks, datar-datar saja, minim kejutan dan gaya
penulisannya tidak meledak-ledak.
Tetapi suasana
gelap dan putus asa di novel ini terasa sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar