Judul: The Shelter
Penulis: Aydan Ahn
Penerbit: Senja
Tahun terbit: Cetakan pertama 2017
Tebal Halaman :240
Novel ini bercerita tentang Jeon Yang, salah satu personil
Girl Band dengan sejuta kesibukannya. Jeon Yang memiliki kehidupan yang
membosankan, bekerja sebagai seorang idol dibawah naungan sebuah agensi dengan
larangan ini dan itu. Tapi Jeon Jang idol yang keras kepala, ia bahkan
mencuri-curi kesempatan berpacaran saat latihan, padahal jelas-jelas agensinya
melarang untuk berpacaran.
Jeon Yang memliki hubungan dengan Kang Woon. Ironisnya Kang
Woon berada diagensi rival. Agensi Jeon Yang melarang keras artisnya
berhubungan dengan agensi rivalnya—Star Gane.
Sebelumnya, ini novel bersetting korea pertama yang saya
baca dalam rentan waktu dua tahun terakhir.
Membaca novel ini, saya seolah ditarik kembali ke tahun
2012. Saat saya masih menjadi fans fanatik Super Junior dengan jadwal yang
sangat padat. Foto teaser, rekaman audio, membuat MV, fansign, konser-konser,
promosi comeback, tour luar negeri dan lainnya dan sebagainya. Sampai-sampai
saya pernah menulis di timeline twitter “our oppars is human, not robot”. Maaf
saya tiba-tiba flasback.
Saya kurang begitu sreg dengan tokoh utama. Tokoh utama
terlalu mudah bosan, disegala kegiatan yang ia lakukan, ia selalu bosan—kecuali
bertemu dengan pacarnya. Karakter Jeon yang tidak terlalu kuat, malahan tokoh
Yutaki memiliki karakter kuat di novel ini.
Saya juga menemukan beberapa hal yang saya rasa aneh di buku ini.
- Jeon Yang kabur ke Indonesia selama 6 bulan dan agensi tidak mencarinya. Agensi juga tidak melakukan konverensi pers perihal kaburnya Jeon Yang selama itu.
- Halaman 216, paragraf kedua. Sajangnim bersujud dan menangis di kaki Jeon Yang. Bagaimanan mungkin direktur bersujud di kaki artisnya, meskipun kesalahannya sangat besar, direktur tidak mungkin melakukan hal tersebut apalagi didepan banyak orang.
- Velvet bubar dan hanya Na Young yang masih bertahan menjadi artis solo. Sejauh yang saya tahu, grub disband atau anggota keluar dari grup tetap memilih menjadi artis karena mereka sudah mengalami bagaimana susahnya menjadi trainee dan tidak mungkin melepaskan itu semua.
Saya juga menemukan beberapa typo, dan satu
kalimat yang janggal. Saya membaca berkali-kali tapi tetap janggal.
“Gadis kurus itu berkeringat membasahi tank
top hitam yang ia kenakan” (hal 12) entah kenapa saya membacanya aneh sekali,
mungkin kalimatnya bisa berubah atau ditambah tanda baca.
Terlepas dari itu, novel ini
mampu membuat saya kembali membaca satu novel dalam sekali duduk. Sudah lama
sekali saya tidak membaca novel sekali duduk. Saya menyukai cover dan layout. Manis
sekali. Novel ini saya rekomendasikan untuk teman-teman yang membutuhkan bacaan
ringat saat senggang.
akhirnya ketemu juga, ijin share utk rekan saya yg nyari ya
BalasHapus