Judul: Pre
Wedding Rush
Pengarang : Okke 'Sepatumerah'
Penerbit : Stiletto Book
Tahun Terbit : Desember 2013
Tebal : 204 halaman
ISBN : 978-602-7572-21-8
Blurp: “Lo … nggak rela gue nikah dengan
Dewo?” Aku memberanikan diri untuk menembaknya.
“Apa masih penting, Nin? Gue rasa enggak, udah
nggak penting.” Lanang sama sekali tidak menatapku.
“Penting, Nyet. Penting buat gue.” Suaraku
terdengar parau, “Lo nggak rela gue menikah?”
“Sudahlah, Nin. Lupakan. Gue ngaco aja tadi,”
“Lanang. Please jawab. Lo nggak rela?” Suaraku
melirih.
“Nggak!” Ia menatap manik mataku,”Puas lo?”
Life goes on. Tapi terkadang ada
kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa
depan. Itulah yang terjadi dengan Menina. Hubungannya dengan Lanang, sang
mantan pacar, begitu membekas di hatinya, bahkan sampai ia dilamar oleh pria
lain yang lebih mencintainya.
Ketidakmampuannya melupakan masa lalu membuat
Menina secara impulsif memutuskan melakukan perjalanan terakhir bersama Lanang
ke Yogyakarta. Siapa yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi? Saat Menina
dan Lanang berada di Yogyakarta, terjadilah gempa bumi 5.9 SR yang memakan
banyak korban.
Menina menyaksikan begitu banyak hal yang
membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya bersama Lanang dan juga calon
suaminya. Apakah yang terjadi pada mereka berdua?
Ini novel
pertama karya Okke yang saya baca. Novel ini bercerita tentang Menina yang
tiba-tiba dilamar Dimas Sadewo—kekasihnya, tepat di hari ulang
tahunnya. Alasan Dewo melakukan hal tersebut, karena Dia mendapatkan beasiswa
S2 di Jerman dan keinginan terbesarnya adalah menikah serta membawa kekasih
pergi bersamanya.Tidak seperti pasangan lainnya yang bahagia bila dilamar
kekasihnya, yang dirasakan Menina justru sebaliknya.
Menina
bmbang, menerima lamaran Dewo atau sebaliknya, kebimbangan Meninan semakin
menjadi saat ia bertemu dengan Lanang—Mantan kekasihnya. Menina yang
membutuhkan teman cerita akhirnya bercerita dengan Lanang. Berawal dari curhat
inilah yang akan menjadikan hubungan Menina dan Dewo diambang kehancuran.
Menina
melakukan perjalanan bareng dengan Lanang dengan kereta api. Menina menuju
Surabaya dan Lanang menuju Yogya. Di perjalanan ini Menina menyadari kalau ia
masih menyimpan perasaan untuk Lanang, pun hal itu dirasakan oleh lanang. Hal
tersebut membuat Menina membuat keputusan mendadak, yaitu ikut Lanang turun di
Yogya, menunda kepergiannya ke Surabaya.
Tanpa diduga bencana gempa bumi terjadi di
Yogyakarta. Akibat bencana gempa bumi dan segala hal yang terjadi saat itu
membuat Menina merenungkan banyak hal, termasuk hubungannya dengan Dewo dan
Lanang. Alasan Lanang meninggalkan dirinya tiga tahun lalu akhirnya terungkap.
Namun, semua itu tidak mengubah keadaan dan hubungan mereka saat ini. Terlebih
setelah ia mendengar percakapan antara Lanang dan Ayako
Menina,
Lanang dan Dewo memiliki sifat yang berbeda satu sama lain. Tiga tokoh ini
karakternya sama-sama kuat. Penulis berhasil membuat perasaan pembaca campur-adukl
iba dengan Dewo
yang terus saja dibohongi Menina, kesal dengan sikap Lanang yang selalu saja
berusaha membuat Menina goyah akan perasaannya sendiri, gregetan dengan sikap
Menina yang labil, mudah tergoda, dan kurang bisa menjaga dan
mengerti perasaan orang yang menyayanginya.
Saya suka
dengan ide penulis memasukkan bencana gempa bumi di Yogya 2006 silam ke dalam
cerita, Tapi sayangnya kejadian ini tidak ditulis dengan kuat, saya tidak
merasa bagaimana kalang kabut korban bencana.
Saya juga menemukan gangguan pada
font yang berbeda di halaman 90 dan 114.
Konflik dalam cerita ini juga disusun apik,
meski endingnya udah bisa ditebak, tapi tetep aja bikin penasaran, pengen tahu
bagaimana cara Meina mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar