Judul : Seaside
Penulis : Zee
Penerbit: Senja
Tahun terbit: Cetakan pertama 2016
Tebal halaman: 236
Rate: 2/5
Blurp: Awalnya, dia hanya gadis biasa. Juga mulai terbiasa
menghadapi guncangan besar ketika ayahnya masuk penjara akibat ulah
musuh-musuhnya. Tapi, begitu dibutakan oleh amarah, dia mulai mengumpulkan
informasi dan menyusun rencana balas dendam.
Gadis itu membuat kesepakatan dengan iblis. Langkah penuh
resiko ia lalui, dibantu dengan seseorang yang masih misterius.
Satu demi satutargetnya berjatuhan. Dan dia menikmati setiap
tetes darah yang mengalir ditangannya.
Apakah masih ada tempat untuk nurani, apakah masih ada
tempat untuk memaafkan.
Banyak orang misterius yang membantu balas dendamnya, mulai
dari pelatih fisik di gym, pelatih bertarung sekaligus tembak-menembak, pelatih
minum alkohol sekaligus melatih bagaimana gadis tersebut masuk dunia
prostitusi.
Saya selesai membaca buku ini dalam rentan waktu setelah
sahur menuju berangkat kerja. Yang saya suka di buku ini bagaimana “aku”
membunuh target-targetnya. Mengulitinya satu persatu, memisahkan antara daging
dan tulang. Bagaimana, penulis, menceritakan tentang jiwa psikopat tokohnya
benar-benar nyata.
Tapi, jalan “aku” dalam balas dendam terlalu mulus. Mulai dari
berkenalan dengan information-man, orang-orang yang membantunya dalam balas
dendam dan bagaimana ia masuk prostitusi sehingga bisa berkenalan dengan
pejabat tinggi. Yang saya tahu, masuk dunia prostitisi tidak mudah dan aku
dengan mudahnya dalam sekali beraksi langsung berhasil menggaet pejabat.
Keluarga pejabat yang menjadi target “aku” dengan mudahnya
percaya dengan sms tipuan yang mengatakan kalau orang itu melarikan diri ke
luar negeri karena kasus korupsinya terungkap. Saya tidak begitu paham tentang hal
ini, tapi ini tidak masuk akal di zaman yang secanggih ini.
Juga tentang gudang kremasi Alri di hutan.apakah tidak ada
yang curiga tentang ruang itu? Meskipun dijelaskan tempat gudang tersebut
terpencil tapi pasti masih ada pencari kayu bakar di hutan kan. Apalagi saat
proses kremasi berlangsung, suaranya berisik.
Saya juga tidak menemukan feel hubungan “aku” dan ayahnya. Mereka
terlalu kaku, padahal dijelaskan kalau mereka dekat.
Buku ini jelas sekali melalui beberapa riset dan ini
merupakan nilai tersendiri dibuku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar