Selamat hari Buku Nasional.
Saya mulai menyukai membaca sejak kelas 3 SD, tapi mulai
mengoleksi buku-buku sejak 3 tahun yang lalu. Buku yang saya miliki tidak begitu
banyak dan baru setengah yang sudah saya baca, setengahnya lagi saya biarkan
menumpuk di bawah meja bersama buku pelajaran—karena rak buku saya kecil tidak
muat untuk semua buku. Sejujurnya saya lebih senang membaca buku lokal daripada
buku terjemahan, karena kadang membaca buku terjemahan saya kesulitan menghafal
nama tokoh dalam buku tersebut.
Ini harta terbesar saya, timbunan
buku sastra lama terbitan Balai Pustaka, Penerbit Djambatan, Grafiti. Memang
kondisinya tidak cukup bagus karena beberapa buku saya beli di pasar loak—kondisi
pasar loak bukan seperti pasar loak pada umunya, saya harus mencari buku ini
diantara tumpukan Koran dan majalah bekas, tak jarang saya menemukan kecoak dan curut. Sebagian lagi saya mencuri di
perpustakaan sekolah saat perpustakaan sedang direnovasi. Saya tahu kegiatan
mencuri itu tercela tapi, saya merasa harus mencuri buku itu karena di perpustakaan
sekolah buku-buku tidak dirawat, bahkan ada beberapa yang dimakan rayap. Jadi saran
saja jika bertemu buku balai pustaka curilah buku tersebut *dan seketika
dirajam orang banyak*
Jujur saya rindu membaca
buku-buku satra lama seperti karya Putu Wijaya, Pram, Budi Dharma, Ahmad
Tohari, Nh. Dini. Dan akhirnya saya menemukan Ayu Utami dan Eka Kurniawan yang
mengobati kerinduan saya akan sastra lama.
Selain Ayu Utami dan Eka
Kurniawan masih banyak buku-buku yang mengomati rindu akan buku satra lama seperti
buku-buku karya Agus Noor, SGA, Laksmi Pamuntjak, Okky Mardasari, Remi Sylado dan
ada yang mau nambahin?
Di Hari Buku Nasional ini semoga minat
baca semakin meningkat. Dan saya berharap adanya pasar buku/ bazar buku di
kota-kota kecil. Sungguh, hidup di kota kecil susah mencari buku.
selamat hari buku nasional!
BalasHapusbuku memang sebauh harta berharga. karena di dalamnya, terdapat sejuta cerita :)
wah, foto-foto bagian awal itu buku lama semua? *pecinta klasik*
BalasHapusiya nih kak rafi. Kebanyakan hasil curian sih *ditendang penjaga perpus*
Hapus