Sabtu, 17 Januari 2015

[Review] Cerita Buat Para Kekasih - Agus Noor



Seperti dalam 1001 malam, kukisahkan cerita- cerita ini untukmu. Kenangkanlah, ketika pada suatu malam aku menceritakannya dalam hidupmu…


Judul: Cerita Buat Para Kekasih
Pengarang: Agus Noor
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: November 2014
Tebal: 224 halaman
Cover: Softcover
ISBN: 978-602-03-0898-2
Rate: 5/5
Blurp: Di antara para kekasihku, hanya kamu yang suka bercerita,” katamu.

“Rasanya belum tercatat di Guinness Book of World Records siapa yang paling banyak bercerita dalam satu malam. Ratu Syaharazad, hanya menceritakan satu cerita dalam satu malam…”

“Berapa records-ku?”

“Dua belas cerita dalam satu malam…”

Aku tertawa.

“Kenapa?”

“Itu melampaui jumlah pacar-pacarku…”

“Tapi pasti jauh lebih sedikit dibanding bualanmu!”

***

Seorang kekasih bercerita tentang seekor gagak yang lahir dari hati perempuan yang dibakar. Ia berkisah tentang teka-teki kematian yang tak terpecahkan. Juga tentang kota yang semua penduduknya buta! Lalu tentang ribuan ulat bulu yang muncul dari kebencian, tentang kunang-kunang kuning kemilau, dan seorang laki-laki yang hidup dengan istri yang diawetkan dalam akuarium. Apa pun yang diceritakan itu, dongeng penuh keajaiban, gosip atau bualan, selalu membuat tertegun di akhir kisah. Bukankah semua kisah yang datang dari kekasih akan selalu terdengar indah?



Saya mengenal Agus Noor 2,5 tahun yang lalu. Saat itu senja mulai merayap dan kami masih berada di sekolah membicarakan banyak hal tentang dunia sastra. Saya mulai menyukai dunia sastra saat umur saya 15 tahun, kadang saya iri dengan anak yang mulai membaca dan menulis saat umur 9-14. Saat itu pula, guru jurnalistik kami membacakan cerpen Agus Noor yang dimuat dijoran Kompas tahun 2012. Sayangnya, saya lupa apa judul cerpen tersebut. Namun saya masih ingat betul bagaimana jalan ceritanya, bahkan saya mencatat diksi-diksi puitis cerpen tersebut dan sampai saat ini catatan itu masih ada.

Mulai saat itu saya benar-benar menyukai karya-karya Agus Noor. Saya jarang membaca Koran, namun saat saya mengetahui jika cerpen Agus Noor dimuat dikoran saya selalu menyempatkan untuk membacanya. Kadang saya membuka website tentang kumpulan cerpen kompas Karya Agus Noor dan membaca cerpen tersebut sampai tengah malam dan akibatnya kantung mata saya semakin besar setiap harinya—oh ini tidak penting.

Dan saya akan bercerita tentang buku terbaru Agus Noor yang berjudul Cerita Buat Para Kekasih. Seperti yang saya perkirakan sebelumnya bukul ini menjadi novel terakhir yang saya baca di tahun 2014. Dan dan ini memberikan kesan yang sangat berarti bagi saya.

Review
Buku yang berisi kumpulan lebih dari 32 judul cerita pendek dan cerita sangat pendek tersebut mayoritas bernuansa sendu. Bercerita tentang kesedihan, kesepian dan misteri yang disisipi kisah-kisah tentang politik. Buku ini Cocok bagi penggemar cerita thriller karena ada beberapa cerita yang menceritakan tentang seseorang dicongkel matanya, dikuliti kepalanya, diseret dan dihabisi dengan berondongan ribuan peluru. Atau, bagi penyuka kisah-kisah romantis, kisah tentang percintaan juga hadir, tentang pernikahan dan perselingkuhan. Juga tentang mimpi dan keajaiban bagaimana sebuah kesedihan bisa menjadi indah karena berubah jadi kunang-kunang. Ada beberapa cerita yang sangat vulgar mengekspos perihal persetubuhan. Namun Agus Noor berhasil membungkus kalimat-kalimat vulgar tersebut dengan plot yang sangat indah.

Membaca buku ini benar-benar memberikan efek ketagihan. Seharusnya saya selesai membaca nbuku ini dalam waktu 2 hari. Tapi entah kenapa setelah selesai membaca cerpen Requiem Kunang-Kunang, saya takut. Takut jika buku yang tengah saya baca ini telah selesai saya baca dan saya tidak lagi mempunyai bacaan semenarik buku ini. Maka dari itu, saya membatasi maksimal membaca 3 cerpen perhari dan saya selesai membaca dalam 15 hari. Ada beberapa cerita yang sudah saya beca di Koran, di internet ataupun dibuku lain. Namun saya tetap menikmati buku ini

Beberapa cerita yang saya suka disini:

1. Gerimis dalam E Minor dan Matinya Seorang Demonstran. Ceritanya cenderung lebih ringan dibandingkan yang lain, cerita tentang seorang yang menyimpan rahasia dan tentang piano yang memainkan kesedihan. 
2. Matinya Seorang Demonstran. Saya sudah membaca cerita ini lebih dari 5 kali dan saya selalu menyukai cerita ini.
3. Akuarium mengkisahkan seorang lelaki yang menyimpan mayat istrinya di dalam akuarium rumahnya. Tentang seorang yang hidup dalam kenangan.
4. Hari Baik Untuk Penipu merupakan salah satu cerita menarik, dengan genre  parody yang mengisahkan kehidupan seorang penitu yang menjadi presiden.
5. Dan juga 3 cerita tentang kunang-kunang. 3 fiksi kunang-kunang yang berbeda jalan ceritanya.
Saya menyukai konsep buku ini, mengkombinasikan fotografi dan seni sastra.

Ada beberapa kutipan yang menurut saya menarik dibuku ini

  1. "Wanita akan takluk bila kamu mampu melumpuhkan pikirannya." (Halaman 4)
  2. "Hati-hatilah pada orang yang tak pernah marah." (Halaman 14)
  3. Tapi apalah arti keabadian bila kami hidup dalam kesunyian tak tertanggungkan seperti ini? (Halaman 64)
  4.  "Mati yang baik ialah mati yang tak merepotkan." (Halaman 57)
  5.  "Menikah soal takdir, sedang cinta adalah kebahagiaan yang kita pilih" (halaman 139)
  6.  “Kedamaian selalu dimulai dari saling pengertian.” (halaman 211)
  7.  "kalau soal cinta, alangkah sulitnya menemukan laki-laki pemberani di jaman ini"
  8.  “Dan kehilangan tak pernah lebih pedih dari mencintaimu. Sementara melupakanmu, hanyalah caraku menipu rasa sakit.”





3 komentar:

  1. kalau gak salah bukunya ini seharga sembilan ribu sekian gitu, pas ada semacam sale besar - besaran di Kobu, tapi sayang gak dapat, kalah cepet T_____T

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga dapat dari Kobu. tapi bukan pas sale, aku dapat hadiah dari kuis

      Hapus
  2. wah, bisa jadi refrensi menarik ini :)

    BalasHapus