Kamis, 07 Mei 2015

[Review] Nayla - Djenar Maesa Ayu


Judul: Nayla

ISBN: 9789792289923
Penulis: Djenar Maesa Ayu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit: 15 November 2012
Jumlah halaman: 188

Rate: 3/5
Sinopsis
Nayla terlahir dalam keluarga besar yang awalnya harmonis, sebelum akhirnya sang ayah—yang seorang penulis terkenal—memutuskan untuk kawin lagi dengan perempuan muda, meninggalkan Nayla dan Ibunya. Ibu Nayla berjuang menghidupi Nayla dalam gelimang harta dari berbagai jenis manusia. Ibunya bekerja sebagai pelacur kelas tinggi. 

Nayla yang depresi, takut sosok Ibu yang mendidiknya dengan keras dan tidak manusiawi. Nayla sudah menerima berbagai macam pelecehan sejak kecil, akhirnya harus berlari dari zona nyaman yang tak aman, menjadi seorang berandal jalanan. Hidup di jalan lebih menguatkan dirinya.


Review

Nayla adalah buku pertama dari Djenar Maesa Ayu yang saya baca. Sebelumnya saya sering membaca cerpen-cerpen Djanar di Koran, maka tidak heran jika saya ‘sedikit’ terbiasa dengan kevulgaran bahasa Djenar. Tema yang diangkat dalam buku ini ialah LGBT dan seksualitas, tema yang sebenarnya saha hindari. Tapi buku ini seolah menantang saya untuk membaca sampai selesai.

Membaca buku ini, kita seolah membaca kronologi hidup Nayla dari saat kecilnya hingga dewasa. Nayla yang dididik keras oleh ibunya, diperkosa oleh pacar ibunya, dituduh memakai narkoba dan dimasukkan ke rehab, kabur dari tempat rehab lalu kerja di diskotek, menjadi lesbian, menjadi seorang yang keras hati, egois dan tidak punya rasa percaya pada sesiapa malah juga dalam hal cinta sekalipun.

Novel ini mengkritik hubungan Nayla-Ibunya yang menurut saya menggambarkan hubungan antar orang tua dan anak yang menyalahartikan kasih sayang dan sebaliknya, orang tua yang memberi kasih sayang dengan cara memanjakan degan harta padahal yang dibutuhkan anak adalah kasih sayang.  

Saya cukup menikmati novel ini, apalagi saat Nayla memberikan asumsi tentang budaya virginitas di Indonesia. Tegas dan berani.

Namun, ada suatu hal yang membingungkan. Tidak adanya kejelasan tentang apa yang terjadi pada  Nayla yang notabene-nya sempat tidak sekolah saat keluar dari tempat rehab dan jadi juru lampu diskotek. Tapi, tiba-tiba Nayla menulis menulis untuk majalah kampus di umur 25 tahun. Karena tulisannya di majalah kampus ia menjadi penulis terkenal. Entah kenapa saya merasa sepertinya ada cerita yang terputus. Nayla kan tidak punya siapa-siapa dan miskin, lalu tiba-tiba menjadi orang hebat. Seakan cerita meloncat sangat jauh.


 Buku ini cukup recommended bagi yang ingin mencari sesuatu yang baru baru dalam sebuah keluarga broken home, pergaulan yang salah dan pencarian jati diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar