Selasa, 23 Februari 2016

[Review Buku] Berjuta Rasanya - Tere Liye



Judul Buku: Berjuta Rasanya
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Tahun Terbit: 2012 (Cet.I)
ISBN: 978-602-9474-03-9
Tebal Buku: 205 hlm
Rate: 3/5
Blurp

Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
BottUntuk kita, yang terlalu malu walau sekadar menyapanya, terlanjur bersemu merah, dada berdegup lebih kencang, keringat dingin di jemari, bahkan sebelum sungguhan berpapasan.  

Untuk kita, yang merasa tidak cantik, tidak tampan, selalu merasa keliru mematut warna baju dan pilihan celana, jauh dari kemungkinan menggapai cita-cita perasaan.  

Untuk kita, yang hanya berani menulis kata-kata dalam buku harian, memendam perasaan lewat puisi-puisi, dan berharap esok lusa dia akan sempat membacanya. 

Semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik. 

Selamat membaca cerita-cerita Berjuta Rasanya  


Review:
  
Novel ini berisi lima belas kisah tentang cinta, mulai dari fisik, hati, pengorbanan dan lainnya yang tiap ceritanya meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. 

Membaca novel ini membuat perasaan kita diaduk-aduk. Kadang merasa cinta begitu lucu, cinta begitu bahagia dan kadang cinta terlapau menyedihkan.
 
Dari limabelas cerpen dinovel ini, yang menjadi favorit saya adalah cintanometer. Cerpen ini benar-bener memiliki tingkat khayal yang tinggi dan dikemas ala cerita menye-menye anak ABG, penuturannya mengalir dan mudah dipahami. Ini membukjtikan jika memang benar Tere Liye adalah pendongeng sejati. 

Saya juga menyukai cerpen   Antara Kau dan Aku. Cerpen ini bercerita tentang dua orang yang saling menyukai tapi menganggap orang yang disukai tidak memiliki perasaan apapun. Padahal mereka merasakan hal yang sama. Mungkin bagi sebagian orang cerpen ini biasa saja, tapi saya menyukai carat ere liye bercerita di cerpen ini. Cerpen ini menampar bagi sebagian orang yang hanya selalu menunggu kesempatan untuk mengungkapkan dan meraih cinta, namun begitu memiliki kesempatan, sayangnya keberanian untuk tampil dan mengungkapkan perasaan itu tak pernah muncul.

Tema dalam kumcer ini sederhana, layaknya buku-buku Tere Liye yang lain. Beberapa cuman cerita biasa yang disampaikan secara sederhana dan meninggalkan kesan biasa, dan ada pula yang meninggalkan kesan luar binasa. Tapi saya menikmati membaca novel ini. Jangan Tanya mengapa, saya hanya menyukai cara bercerita Tere Liye. 

Mungkin bagi para gaulers yang suka membaca cerita cinta menye-menye (tidak semua cerita cinta dinovel ini menye-menye sih) bias membaca buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar