Kamis, 13 April 2017

Dilan: Dia Adalah Dilanku tahun 1990 - Pidi Baiq

Judul: Dilan: Dia Adaalah Dilanku tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Books
Terbit: April 2014
Tebal: 384 Halaman
Rate: 1/5


Rasanya terlalu telat untuk membaca buku ini dan meresensinya setelah tiga tahun buku ini terbit, setelah terlalu banyak yang memuji bagaimana sempurnanya Dilan, Setelah nama Pidi Baiq melejit gara-gara buku ini (saya tidak berkata bahwa sebelum menerbitkan Dilan, Pidi Baiq tidak terkenal, tapi memang benar kalau namanya melejit setelah Dilan terbit)

Ini buku karya Pidi Baiq yang pertama saya baca. Saya baca buku ini karena penasaran bagaimana euforia teman-teman saya dan menganggap Dilan adalah sosok yang terlalu sempurna.

Buku ini bercerita tentang Dilan seorang siswa SMA negeri di Bandung, yang jatuh cinta pada Milea—siswi pindahan dari Jakarta.

Dilan digambarkan sebagai sosok yang unik, nyeleneh, sak karepe dewe, anggota geng motor. Tapi dia anggota geng motor yang baik dalam urusan cinta. Dilan juga memiliki cara-cara unik untuk merebut hati Milea, Misalnya saat ulang tahun Milea, Dilan memberi kado TTS yang sudah diisi karena Dilan tidak mau Milea pusing mengisinya.

Sedangkan Milea sendiri ngg—saya bigung bagaimana. Tidak ada yang menarik dari Milea. Milea ini plin-plan. Novel ini bercerita dengan sudut pandang Milea dan saya tidak mendapat satupun hal menarik dari Milea. Milea tenggelam dalam kesempurnaan Dilan. Dan daya tarik novel ini memang Dilan.

Tidak ada konflik yang berarti di buku ini. Gaya bahasa yang digunakan sesuka hati penulis dan saya tidak bisa menikmati buku ini. Saya tidak sok-sok-an biasa membaca novel “sedikit berat”.

Saya tidak suka Milea yang plin-plan, saya tidak suka jokes-jokes dilan yang garing. Saya tidak suka “ha ha ha” dan “ he he he” yang terlalu banyak saya temukan dibuku ini.

Tapi setting Bandung pada tahun 1990, saat Bandung masih bebas polusi, pohon-pohon masih banyak, belum ada ponsel dan internet, membuat Bandung entah kenapa terasa romantis sekali.

Terlepas bagaimana sinetron-nya novel ini, saya suka dengan gambar-gambar ilustrasi yang diselipkan didalam novel oleh penulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar