Senin, 10 April 2017

The Shelter - Aydan Ahn


Judul: The Shelter
Penulis: Aydan Ahn
Penerbit: Senja
Tahun terbit: Cetakan pertama 2017
Tebal Halaman :240
Novel ini bercerita tentang Jeon Yang, salah satu personil Girl Band dengan sejuta kesibukannya. Jeon Yang memiliki kehidupan yang membosankan, bekerja sebagai seorang idol dibawah naungan sebuah agensi dengan larangan ini dan itu. Tapi Jeon Jang idol yang keras kepala, ia bahkan mencuri-curi kesempatan berpacaran saat latihan, padahal jelas-jelas agensinya melarang untuk berpacaran.

Jeon Yang memliki hubungan dengan Kang Woon. Ironisnya Kang Woon berada diagensi rival. Agensi Jeon Yang melarang keras artisnya berhubungan dengan agensi rivalnya—Star Gane.
Sebelumnya, ini novel bersetting korea pertama yang saya baca dalam rentan waktu dua tahun terakhir.


Membaca novel ini, saya seolah ditarik kembali ke tahun 2012. Saat saya masih menjadi fans fanatik Super Junior dengan jadwal yang sangat padat. Foto teaser, rekaman audio, membuat MV, fansign, konser-konser, promosi comeback, tour luar negeri dan lainnya dan sebagainya. Sampai-sampai saya pernah menulis di timeline twitter “our oppars is human, not robot”. Maaf saya tiba-tiba flasback.

Saya kurang begitu sreg dengan tokoh utama. Tokoh utama terlalu mudah bosan, disegala kegiatan yang ia lakukan, ia selalu bosan—kecuali bertemu dengan pacarnya. Karakter Jeon yang tidak terlalu kuat, malahan tokoh Yutaki memiliki karakter kuat di novel ini.

Saya juga menemukan beberapa hal yang saya rasa aneh di buku ini.
  1. Jeon Yang kabur ke Indonesia selama 6 bulan dan agensi tidak mencarinya. Agensi juga tidak melakukan konverensi pers perihal kaburnya Jeon Yang selama itu.
  2.  Halaman 216, paragraf kedua. Sajangnim bersujud dan menangis di kaki Jeon Yang. Bagaimanan mungkin direktur bersujud di kaki artisnya, meskipun kesalahannya sangat besar, direktur tidak mungkin melakukan hal tersebut apalagi didepan banyak orang.
  3.  Velvet bubar dan hanya Na Young yang masih bertahan menjadi artis solo. Sejauh yang saya tahu, grub disband atau anggota keluar dari grup tetap memilih menjadi artis karena mereka sudah mengalami bagaimana susahnya menjadi trainee dan tidak mungkin melepaskan itu semua.


Saya juga menemukan beberapa typo, dan satu kalimat yang janggal. Saya membaca berkali-kali tapi tetap janggal.

“Gadis kurus itu berkeringat membasahi tank top hitam yang ia kenakan” (hal 12) entah kenapa saya membacanya aneh sekali, mungkin kalimatnya bisa berubah atau ditambah tanda baca.

Terlepas dari itu, novel ini mampu membuat saya kembali membaca satu novel dalam sekali duduk. Sudah lama sekali saya tidak membaca novel sekali duduk. Saya menyukai cover dan layout. Manis sekali. Novel ini saya rekomendasikan untuk teman-teman yang membutuhkan bacaan ringat saat senggang.



1 komentar: