Kamis, 30 Juli 2015

[Review] Matilda - Roald Dahl


Sesuai dengan tema Baca Bareng BBI bulan Juli tentang Kenakalan anak-anak, saya akhirnya memutuskan untuk membaca dan mereview Matilda. Ini pertama kalinya saya mengikuti Baca Bareng BBI. Semoga dibulan-bulan berikutnya saya bisa rutin mengikuti Baca Bareng.

Judul: Matilda
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Gramedia Pustaaka Utama
Ilustrasi: Quentin Black
Alih-bahasa: Agus Setiadi
Tahun Terbit: 1988 (diterbitkan oleh GPU tahun 1991)
Jumlah Halaman: 264
Rate: 5/5


Matilda adalah anak dengan tingkat kecerdasan yang jauh di atas anak-anak seumurnya. Sayangnya, kedua orangtuanya terkesan tidak peduli dengan kecerdasan Matilda. Bahkan, mereka menganggap Matilda seperti hama yang menyebalkan, menganggu dan tidak berguna.

Di usianya yang masih 4,5 tahun, Matilda sudah pandai berhitung dan membaca karya-karya pengarang terkenal seperti Dickns, Hemingway, Kipling dan Steinbeck. Setiap hari Matilda pergi ke perpustakaan. 

Hingga tiba ditahun dimana Matilda harus masuk sekolah, di sekolah tersebut Matilda begitu bahagia karena bertemu Miss Honey, guru kelas satu. Namun, Matilda juga harus menghadapi tantangan disekolah. Kepala sekolah di SDnya, Sang Trunchbull, ini tidak segan-segan menyiksa dan menindas muridnya. 

Sang Trunchbull tidak sadar dan tidak peduli jika ia memiliki murid yang cerdas seperti Matilda. Kecerdasan otak Matilda yang luar biasa memunculkan kekuatan lain. Dan, dengan kecerdikan dan kecerdasannya, ia berhasil menggunakan kekuatan otaknya untuk mengalahkan Sang Trunchbull dan sekaligus menyelamatkan Miss Honey.

Membaca kisah Matilda saya jadi teringat kepada Heidi Hankins. Heidi Hankins adalah anak luar bisa yang senang membaca buku sama halnya dengan Matilda, bedanya Heidi merupakan anak yang bisa kita jumpai di dunia nyata sedangkan Matilda adalah tokoh rekaan Roald Dahl. 

Foto Heidi Hankins


Di buku ini, Roald Dahl mengkritik orang-orang yang tidak peka terhadap anak spesial seperti seperti Matilda. Perlakuan untuk anak spesial seharusnya dibedakan, karena anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi tidak sepentasnya belajar dengan anak-anak yang seumur dengannya. Mereka menyukai hal-hal baru yang menantang.

Cara Roald Dahl bercerita membuatku terkagum-kagum. Karakter hiperbola dan imajinasi liar, membuat bukunya sangat mengasyikkan untuk dibaca.

Tentang Heidi Hankins bisa dilihat disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar