Sabtu, 04 April 2015

[Review] Moga Bunda Disayang Allah - Tere Liye



Judul Buku: Moga Bunda Disayang Allah 
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Tebal Halaman: 247 
Tahun Terbit: 2007
Rate: 4/5

"Gelap! Melati hanya melihat gelap. Hitam. Kosong. Tak ada warna....
Senyap! Melati hanya mendengar senyap. Sepi. Sendiri. Tak ada nada...."

Review

Pernahkah kalian membayangkan bagaimana frustasinya terisolasi dari kehidupan? Kalian hanya bisa merasakan, tanpa bisa mengenali apa yang kalian rasakan. Yang kalian punya hanyalah isi pikiran yang membuncah. Rasa ingin tahu yang terkungkung. Kalian hanya bisa marah dan gemas.

Adalah Melati, putri tunggal pasangan Bunda HK dan Tuan HK, keluarga terkaya dan tersohor di kotanya. Melati, siapapun yang belum mengenalnya pastilah akan menatapnya gemas, ingin sekali mencubit pipi tembamnya, tapi tidak ketika tahu bagaimana perangai Melati sejak peristiwa tiga tahun lalu itu. Melati sempurna terputus dengan dunia, tidak bisa melihat indahnya dunia apalagi mendengar sekitarnya, semua terasa gelap dan tak bersuara. Melati suka marah-marah dan sulit dikendalikan. Kebahagiaan keluarga HK seketika musnah sudah.
Tetapi Bunda tidak pantang menyerah, selalu bersimpuh di sepertiga malam di mana janji-janji itu ia percaya akan benar-benar jadi kenyataan. Suatu saat Janji-Mu pasti akan tiba. 

Di tempat lain, ada seorang pemuda yang menenggelamkan dirinya pada alkohol selama tiga tahun lamanya. Selalu bertingkah seenaknya, kasar, dan tak berperasaan. Pemuda itu –Karang, ternyata menyimpan sebuah trauma akan kecelakaan perahu yang menewaskan 8 anak didik taman bacaannya, terutama Qintan, bocah cerdas yang sangat disayangi. Semenjak kejadian itu, yang dikerjakan Karang hanya tidur sepanjang hari dan pergi mabuk ketika malam hari, begitu terus selama tiga tahun.

Akhirnya takdir mempertemukan Karang dengan Melati. Bunda HK memohon agar Karang mau menjadi guru melati. Cara Karang mendidik melati sangat keras. Tuan HK, melihat perangai Karang yang tak memiliki sopan santun, tidak memiliki tata krama yang baik, seketika tidak mengizinkan Karang untuk menjadi guru bagi Melati. Namun lagi-lagi karena firasat dan keyakinan Bunda pada Karang yang membuat Bunda tetap bertahan, terus memohon pada Tuan HK agar mengizinkannya tinggal beberapa minggu untuk menjadi guru bagi Melati.

Di dalam novel Tere Liye kali ini, banyak sekali teka-teki yang harus dipecahkan sendiri oleh para pembacanya. Sedari awal, pembaca tidak akan menemukan apa hubungan Karang dengan keluarga HK, kenapa pula Bunda bersikeras agar Karang menjadi guru bagi Melati? Hanya dengan kurun waktu 21 hari, apakah Melati akan bisa melakukan banyak hal setelah Karang mengajarinya ini itu?

Novel ini sungguh menggugah jiwa pembacanya agar senantiasa bersyukur atas karunia yang telah dilimpahkan Allah kepada kita. Tere Liye dapat menceritakan tokoh Melati, Bunda, dan Karang dengan karakter yang begitu kuat. Namun, novel ini juga kekurangan, yaitu dalam novel ini penulis menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak baku, dan penggambaran tempat terjadinya cerita juga kurang di perjelas.

Satu lagi novel ini mengajarkan bahwa jangan pernah berhenti untuk bermimpi karena mimpi dan harapan adalah hak setiap anak manusia.

Beberapa nilai kehidupan yang saya peroleh di novel ini. Sisanya kalian bisa mencarinya sendiri.
Hal yang paling menyakitkan di dunia bukan ketika orang lain ramai menyalahkan diri kalian. Tapi saat kalian menyalahkan diri sendiri.

Ada yang utuh memiliki seluruh panca inderanya, tapi tak sekejap pun peduli dan bersyukur. 20 tahun dari sekarang, kita akan lebih menyesal atas hal-hal yang tidak pernah kita lakukan, bukan atas hal-hal yang pernah kita lakukan meski itu sebuah kesalahan.

Dalam proses kepergian, lazimnya yang pergi selalu lebih ringan dibandingkan yang ditinggalkan. Lebih ringan untuk melupakan. Yang pergi akan menemui tempat baru, kehidupan-kehidupan baru, yang pelan tapi pasti semua itu akan mengisi dan menggantikan kenangan lama. Sementara yang ditinggalkan tetap berkutat dengan segala kenangan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar