Sabtu, 18 April 2015

[Review] Koala Kumal - Raditya Dika

Judul: Koala Kumal
Penulis: Raditya Dika
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 979-780-769-X
Rate: 3/5
Blurp: Selain main perang-perangan, gue, Dodo dam Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuaca lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap kearah matahari, memandang langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata, ‘Rasanya kayak di Miami, ya?’ ‘Iya’ jawab gue. ‘Iya’ jawab Dodo. Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.

***

Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemuperempuan yang mahir bermain tombak. Seluruh kisah di dalamnya kisah nyata.

Review

Buku ini berisi 12 bab cerita yang hampir keseluruhan bertema sama yaitu patah hati.  Keseluruhan cerita memiliki alur yang cepat, langsung membawa pembacanya ke inti masalah. Selain itu, cunsur komedi yang ada dalam buku ini juga membuatku enggan berhenti membaca.

Pesan yang kuat dari buku ini adalah setelah mengalami patah hati, kita harus bangkit seribu kali. Dan, buku ini juga menyelipkan pesan bahwa patah hati adalah proses menuju pendewasaan diri.
Kata Raditya Dika tentang patah hati:

"Seorang senior gue di SMA pernah bilang, patah hati itu seperti serial anime Dragon Ball. Setiap kali Son Goku, jagoannya, kalah dari musuhnya, dia akan kembali lagi jauh lebih kuat. Patah hati seharusnya seperti itu, dari setiap kekecewaan, kita akan makin kuat dalam menghadapi problem percintaan berikutnya. Tapi kenyataannya, banyak orang yang sehabis patah hati malah jadi tambah galau. Mukanya tambah bengkok, bibirnya manyun ke dalam, matanya tambah bengkak. Orang-orang kayak gini setiap mendung datang nempelin muka ke jendela sambil terisak bilang, 'Kenapa kamu jahat?'"

Percakapan Dika dan Mamanya tentang patah hati

"Dik, kamu tahu gak istilah Mama untuk orang yang sudah pernah merasakan patah hati?"
"Apa, Ma?"
"Dewasa."

Bab favorit saya dalam buku ini adalah bab Menciptakan Miko (h.139-h.160). Bab ini menceritakan bagaimana Raditya Dika merintis serial Malam Minggu Miko. Membaca bab ini, penggemar jadi tahu bahwa orang-orang yang berada di balik layar adalah mereka yang sebelumnya mau bekerja tanpa dibayar alias hanya berlandaskan ketulusan untuk membantu.

Bab kedua yang saya suka yaitu bab Patah Hati Tehebat (h.185-h.208) kisah di bab ini benar-benar menyentuh. Kisah tentang Trisna yang mencintai sesoorang terlalu dalam dan harus menangung resiko karena cinta tersebut.

Gaya penulisan yang dipilih oleh pihak penyunting naskah yaitu menggunakan tanda ' bukan " untuk kalimat langsung. Sebenarnya, tidak mengganggu, tapi mungkin bagiku yang terbiasa menulis dengan tanda " untuk kalimat langsung, jadi terasa sedikit aneh.

Buku ini cocok untuk bacaan mengisi waktu senggang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar